Kamis, 13 Oktober 2011
HARI GINI BERSEPEDA? SIAPA TAKUT .. .. ..
Punya sepeda terakhir kali saat kelas 3SD, karena pernah terjatuh parah, sepeda akhirnya menjadi satu moda transportasi yang enggan dikendarai. Pandangan ini berubah sejalan situasi berkendara di kota Kuningan belakangan ini. Jalan protokol hingga jalan kampung penuh kendaraan terutama motor, baik saat pagi hari orang berangkat kerja maupun sore ketika pulang beraktifitas. Sebagai pengguna setia kendaraan umum, bayangan macet tentunya menjadi momok psikis utama saat berangkat dan pulang kerja. Sekalipun berstrategi berangkat ngantor pagi buta dan pulang kerja di jam lengang, namun bayangan kendaraan berjejal mencari jalan keluar untuk pulang tetap terbayang.
Pengguna public transportations di negeri ini, tampaknya tidak memiliki posisi tawar untuk memilih kenyamanan menggunakan fasilitas jalan umum utama pilihan menggunakan angkutan massal yang nyaman dan terjamin tepat waktu. Keadaan inilah yang memaksa banyak orang yang beraktifitas luar rumah setiap weekdays-nya untuk memilih sarana berkendara yang sesuai dengan kebutuhannya. Memilih membeli mobil atau motor sekalipun kredit asal bisa nyaman dipakai mengarungi jalanan yang kurang bersahabat. Bayangkan, akibat miss management dalam tata kelola pembagian ruang di ibukota dan sistem transportasinya berakibat, semakin macetnya jalanan dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan pribadi ber-BBM. Akibat lanjutannya adalah, efek pemanasan global kian membayang di depan mata.
Beralasan asumsi menakutkan demikian, bersepeda menjadi alternatif berkendaran yang efektif dipilih. Betapa nya
mannya, menggunakan sepeda sekalipun muncul was-was diserempet pengendara motor atau mobil, terutama bus atau tronton. Namun, kekhawatiran tersebut terkalahkan dengan satu semangat “bersepeda adalah sehat dan menjauhkan ketergantungan terhadap fasilitas angkutan umum”.
Pertama kali lagi menggunakan sepeda, tepatnya sepeda baru. Hihihih :D saat hari minggu, ngegowes di kawasan hutan yang aman untuk bersepeda. Berlanjut, ke petualangan bersepeda yang saya anggap ekstrim, menjajal menyusuri jalan utama dari cigugur ke jalan panjang Siliwangi ke Cirendang, Jalaksana, bahkan Ciawigebang sekalipun. Melaju beriringan dengan motor dan mobil pribadi belum lagi supir ugal-ugalan angkot menjadi tantangan berstrategi sepedaan yang aman dan jauh dari rasa khawatir. Rupanya, diperlukan teknik untuk terampil bersepeda di jalanan dan itu diperoleh hanya melalui jam terbang bersepeda yang rutin.
Saya belum mencoba rutin bersepeda ke sekolah, karena satu alasan yaitu tidak adanya fasilitas kamar basuh untuk membersihkan diri usai bersepeda. Sangat disayangkan memang. Satu kali saya mencoba sekolah dengan sepeda dari Sukamulya ke SMAN 2 Kuningan, walhasil belajar satu hari menjadi tidak fokus karena peluh bersepeda yang masih nempel di badan. Bukan halangan, tetap saya memilih bersepeda untuk ke mana saja. Pergi ke rumah kerabat di Muncangela, Ciawigebang, saya kuatkan mengenjot sepeda, sekalipun kerabat saya nyindir abis-abisan. Ke pasar baru membeli pesanan emak, yah pake’ sepeda. Ke rumah teman di Cigadung, pake’ sepeda juga. Pokoknya, “Sepeda” dan "Gowes" adalah nama tengah saya. :D
"Bike For Fun"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar